Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Peristiwa

245 Hektare Sawah di Desa Sumberejo Terancam Kekeringan Akibat Menyusutnya Sumber Air Sengkaring

58
×

245 Hektare Sawah di Desa Sumberejo Terancam Kekeringan Akibat Menyusutnya Sumber Air Sengkaring

Share this article
245 hektare sawah terancam kekeringan

Sebanyak 245 hektare sawah di Desa Sumberejo, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, terancam mengalami kekeringan akibat menyusutnya pasokan air dari Sumber Sengkaring. Sawah-sawah tersebut bergantung pada air dari sumber tersebut untuk irigasi, namun kini debit air menyusut hingga 6 meter. Kekeringan ini dikhawatirkan akan membuat lahan sawah terbengkalai dan produktivitas pertanian menurun drastis.

Farid Habibah, ST, MT, dari Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PUSDA) Kabupaten Malang, pada Kamis (26/9/2024), menjelaskan bahwa empat titik sawah yang paling terdampak terletak di kawasan Slamet seluas 83 hektare, Cangkring seluas 39 hektare, Kawit seluas 81 hektare, dan NgeLo/Kumpul seluas 42 hektare. Total luas lahan yang terdampak mencapai 245 hektare. Habibah menambahkan bahwa apabila hanya mengandalkan air hujan, sawah-sawah tersebut tidak akan cukup mendapat air karena perubahan pada Sumber Sengkaring yang sangat signifikan.

Juragan Kost

“PUSDA Kabupaten Malang terus berupaya untuk mencari solusi, meskipun debit air saat ini tidak terlalu besar, kami berharap masih cukup untuk memenuhi kebutuhan air irigasi agar sawah-sawah ini tidak kering sepenuhnya,” ujar Habibah.

Habibah juga menjelaskan bahwa tim teknis sedang melakukan berbagai alternatif solusi untuk menangani masalah ini. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah membangun bendungan dalam tanah atau “dam covering,” yang akan berfungsi untuk mengoptimalkan penampungan air dari sumber yang tersisa. Selain itu, ada kemungkinan melakukan konservasi sumber air dengan bantuan pipa dan pompa untuk mengalirkan air ke sawah-sawah yang membutuhkan.

Baca Juga :

BPBD Kabupaten Malang Salurkan Air Bersih ke Delapan Desa di Tiga Kecamatan

“Tim saat ini juga sedang melakukan asesmen untuk memahami perubahan struktur tanah di area tersebut. Ada kemungkinan pergeseran tanah atau retakan yang menyebabkan aliran air berubah arah, sehingga debit air di Sumber Sengkaring mengalami penurunan drastis,” tambahnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, R. Ichwanul Muslimin, menyatakan bahwa tim sedang melakukan pengukuran manual untuk mengetahui sisa debit air dari sumber tersebut. Mereka menampung air yang masih ada dalam tandon berkapasitas 5000 liter untuk menghitung waktu yang diperlukan untuk mengisi tandon, guna memperkirakan debit air yang tersisa.

Meskipun tidak seluruh sumber Sengkaring mengering, masih ada tetesan air di beberapa titik dalam gua di area tersebut. Tim telah masuk ke dalam gua dan menemukan bahwa masih ada sisa air yang berasal dari tetesan tersebut, meskipun jumlahnya sangat terbatas. “Diduga telah terjadi retakan pada tanah di sekitar aliran sumber, sehingga aliran air yang semula menyatu kini terpecah ke berbagai arah,” ungkap Ichwanul.

Pemerintah Kabupaten Malang berencana membawa permasalahan ini ke tingkat provinsi untuk mendapat telaah teknis yang lebih komprehensif. Salah satu opsi yang diusulkan adalah membangun bendungan bawah tanah, mengingat kondisi tanah porous di wilayah Malang selatan. Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menjaga pasokan air di daerah tersebut.

Baca Juga :

Kecelakaan di Pakisaji, Dua Truk Tabrakan Rusak Warung Kopi dan Pagar Makam