Pertumbuhan ekonomi Kota Malang pada triwulan kedua tahun 2024 mencatat hasil yang cukup positif, dengan sektor industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar. Berdasarkan laporan Bank Indonesia Kantor Perwakilan (BI KPw) Malang, kontribusi industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 5,99 persen pada saldo bersih tertimbang (SBT) kegiatan dunia usaha. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan triwulan pertama.
Baca Juga :
Kabupaten Malang Miliki Tembakau Unggulan dari Sumberpucung
Pertumbuhan sektor manufaktur tersebut di dorong oleh peningkatan permintaan barang di masyarakat. Kepala BI KPw Malang, Febrina, menyatakan bahwa momen Lebaran dan hari besar keagamaan memiliki dampak besar dalam mendongkrak permintaan terhadap barang-barang manufaktur. Hal ini membuat sektor pengolahan mampu memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi tertinggi dibandingkan sektor lainnya.
Jika di bandingkan dengan sektor konstruksi yang berada di posisi kedua, industri pengolahan menunjukkan keunggulan signifikan. Sektor konstruksi hanya menyumbang 1,81 persen, sementara sektor penyediaan akomodasi menyumbang sebesar 0,37 persen. Selain itu, adanya long weekend dan liburan sekolah tengah tahun juga menjadi faktor lain yang mendukung pertumbuhan sektor manufaktur.
Sektor manufaktur juga mendapat manfaat dari dampak Pemilu yang mendorong stabilitas permintaan domestik. Selain itu, kepercayaan investor yang terus meningkat turut memberikan dorongan bagi pertumbuhan sektor ini. Peningkatan investasi juga tercatat pada triwulan kedua 2024. Investasi tercatat mencapai SBT 5,49 persen, lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama yang hanya mencapai SBT 1,48 persen.
Selain itu, kondisi keuangan dunia usaha juga mengalami peningkatan dengan Saldo Bersih (SB) yang tercatat sebesar 10,62 persen, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang mencapai SB 7,95 persen. Febrina menyebutkan bahwa peningkatan ini didukung oleh perbaikan akses kredit, likuiditas yang terjaga, serta kondisi rentabilitas yang membaik.
Meski demikian, pertumbuhan pada triwulan ketiga diprediksi akan melambat. Responden memperkirakan kegiatan usaha akan tumbuh dengan SBT 15,03 persen, lebih rendah dibandingkan SBT 21,72 persen yang tercatat pada triwulan kedua. Namun, optimisme masih ada berkat kondisi yang stabil dan dukungan investasi yang terus meningkat.
Baca Juga :