Breaking

Kota Malang Alami Deflasi 0,14% pada September 2024, Tekanan Inflasi Tetap Terkendali

Inflasi di Kota Malang pada September 2024 berhasil terjaga sesuai dengan sasaran. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Febrina, menyebutkan keberhasilan ini berkat sinergi yang kuat antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan pemerintah. Pelaksanaan high level meeting TPID pada 18 September 2024 membahas pengendalian inflasi menjelang Pilkada, turut berperan dalam menjaga kestabilan harga.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,14% (mtm) pada bulan September. Deflasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang mencapai 0,04% (mtm). Secara tahunan, inflasi Kota Malang tercatat sebesar 1,62% (yoy), masih dalam rentang target inflasi nasional.

Baca Juga : Keindahan Pohon Tabebuya di Kayutangan Heritage, Hasil Inisiatif DLH Kota Malang

Penyebab Deflasi dan Faktor Pendorong Harga

Febrina menjelaskan bahwa deflasi terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, dengan andil sebesar 0,18% (mtm). Penurunan harga ini dipengaruhi oleh melimpahnya pasokan cabai rawit dan cabai merah saat musim panen. Selain itu, penyesuaian harga bahan bakar non-subsidi juga menyumbang deflasi melalui penurunan harga bensin.

Namun, deflasi tertahan oleh kenaikan harga di beberapa komoditas, seperti pisang, jagung manis, dan emas perhiasan. Kenaikan ini disebabkan oleh kurangnya pasokan pasca-panen dan lonjakan harga komoditas dunia. Sinergi kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah terus diperkuat melalui program pengendalian inflasi pangan serta inisiatif 4K untuk menjaga inflasi tetap terkendali.

Baca Juga : Wisata Kayutangan di Malang: Menikmati Pesona Sejarah dan Kuliner