Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, tercatat sebanyak 5.655 anak di Kota Malang tidak bersekolah. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang merespons cepat situasi ini melalui program penanganan anak tidak sekolah (PATS) dan menggelar sosialisasi pada Rabu (2/10/2024), yang melibatkan ratusan operator sekolah.
Sosialisasi dan Pembentukan Satgas
Dalam acara sosialisasi tersebut, Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menekankan pentingnya intervensi dan kolaborasi lintas sektor untuk menyelesaikan permasalahan ini. “Kami ingin melakukan intervensi cepat melalui sosialisasi dengan para stakeholder, termasuk operator sekolah yang menjadi garda terdepan dalam pendataan,” ujar Iwan. Ia juga menambahkan bahwa Pusat Kegiatan Belajar Mandiri (PKBM) akan berperan penting dalam menampung anak-anak yang putus sekolah dan menyediakan ruang belajar gratis.
Menurut data, dari total 5.655 anak yang tidak sekolah, terdapat 1.875 anak yang drop out (DO), 1.271 anak yang tidak lulus, dan 2.509 anak yang belum pernah bersekolah. Iwan menargetkan, dengan pembentukan satgas khusus dan sosialisasi intensif, Kota Malang sebagai Kota Pendidikan dapat segera menurunkan angka putus sekolah ini.
Baca Juga : 19.443 Anak di Kabupaten Malang Putus Sekolah dalam Lima Tahun Terakhir
Kolaborasi dengan PKBM dan Identifikasi Penyebab
Pemkot Malang berencana melakukan pembahasan teknis lebih lanjut dengan PKBM untuk mengidentifikasi penyebab anak-anak tidak melanjutkan sekolah. “Anak yang tidak sekolah akan kami salurkan sesuai minatnya, terutama ke PKBM jika memungkinkan,” jelas Iwan. Upaya ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret bagi anak-anak yang membutuhkan dorongan agar bisa melanjutkan pendidikan.
Program ini menjadi salah satu prioritas Pemkot Malang, dengan target progres signifikan pada November 2024. “Saya yakin orang tua anak-anak yang putus sekolah sangat berharap agar anaknya bisa kembali bersekolah. Kami akan terus mendorong langkah-langkah penanganan ini hingga Desember,” tambah Iwan.
Langkah Cepat Pemkot Malang
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, mengaku terkejut dengan data dari Pemerintah Pusat terkait jumlah anak yang putus sekolah di Kota Malang. “Kami baru mendapatkan data ini sekitar 2-3 bulan lalu, dan langsung kami telusuri serta lakukan sosialisasi di beberapa kelurahan, seperti Arjowinangun di Kecamatan Kedungkandang,” tuturnya.
Suwarjana juga menyampaikan bahwa pihaknya sedang menguji coba program penanganan anak putus sekolah di beberapa wilayah sebelum melaksanakan langkah yang lebih luas. Pemkot Malang berkomitmen untuk terus mengatasi masalah ini secara bertahap dan menyeluruh.
Baca Juga : Warisan Sejarah Budaya Bantengan di Malang