Awal hingga pertengahan September 2024, Kabupaten Malang menghadapi beragam peristiwa yang mengguncang masyarakat, mulai dari bencana alam, masalah infrastruktur, hingga kasus kekerasan yang menelan korban jiwa.
Kekeringan Melanda Desa Sumberagung
Musim kemarau yang berkepanjangan mulai menunjukkan dampaknya di Kabupaten Malang, khususnya di Desa Sumberagung, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Kekeringan ini dilaporkan sejak awal September, menyebabkan ratusan warga mengalami krisis air bersih. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, setidaknya 20 desa di enam kecamatan rawan mengalami kekeringan akibat cuaca ekstrem ini.
Sadono Irawan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, menyatakan bahwa mereka telah bergerak cepat untuk mengirimkan bantuan air bersih ke wilayah terdampak. “Kami telah mendistribusikan 30 ribu liter air bersih sejak tanggal 4 hingga 5 September untuk membantu hampir seribu jiwa yang terdampak,” ujar Sadono. BPBD berkomitmen untuk terus menyalurkan bantuan hingga situasi membaik.
Perbaikan Drainase Sebabkan Kemacetan di Jalan Sigura-Gura
Sementara itu, di Kota Malang, proyek perbaikan drainase di Jalan Sigura-Gura mengakibatkan kemacetan parah, terutama pada jam-jam sibuk. Proyek yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Kota Malang ini mempersempit jalan, memaksa diberlakukannya sistem buka tutup lalu lintas.
Aira, seorang pedagang di sekitar lokasi, mengeluhkan dampak dari proyek ini terhadap aktivitas harian warga. “Macetnya mulai jam 07.00 pagi karena ada pembangunan itu,” katanya. Proyek ini diharapkan dapat segera rampung untuk mengurangi penumpukan kendaraan yang membuat warga merasa frustrasi setiap harinya. Dinas terkait berjanji akan melakukan upaya maksimal untuk menyelesaikan proyek ini dalam waktu singkat, agar lalu lintas kembali normal.
Baca Juga : Enam Terdakwa Bantah Lakukan Penganiayaan dalam Kasus Alfin Syafiq Ananta
Kematian Massal Kucing di Perumahan Pondok Cempaka Indah
Di sisi lain, warga Perumahan Pondok Cempaka Indah dikejutkan oleh kejadian tragis berupa kematian massal 12 kucing dalam satu hari. Kematian mendadak ini diduga disebabkan oleh keracunan, yang membuat warga merasa khawatir dan bingung.
“Sepertinya diracun, entah dengan potas atau zat lain,” kata Joni, salah satu warga yang menyaksikan momen menyedihkan tersebut. Meski peristiwa ini viral di media sosial, banyak warga memilih untuk tidak membahasnya secara terbuka karena ketidakpastian mengenai penyebab kematian kucing-kucing tersebut. Jono mengungkapkan, “Saya sendiri tidak tahu pasti penyebabnya,” menambahkan bahwa isu ini telah menjadi perbincangan hangat di kalangan tetangga.
Korban Pengeroyokan Meninggal Dunia
Tragedi menyedihkan lainnya terjadi di Kecamatan Karangploso ketika ASA (17), seorang remaja yang menjadi korban pengeroyokan oleh sejumlah oknum dari organisasi PSHT, meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit. Ayah korban, Nanang, mengungkapkan bahwa ASA dalam kondisi koma saat dibawa ke rumah sakit dan tidak dapat bergerak hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir.
“Otaknya sudah rusak, jaringan otaknya putus karena benturan benda keras,” jelas Nanang, menambahkan bahwa keluarga sangat berharap keadilan untuk anaknya. Sembilan pelaku pengeroyokan telah ditangkap, dan Nanang meminta agar mereka dihukum seberat-beratnya.
Baca Juga : Kecelakaan Beruntun di Akhir September, Tiga Nyawa Melayang di Kabupaten Malang