Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022 masih menyisakan luka mendalam bagi para korban. Hingga kini, banyak keluarga yang merasa keadilan belum sepenuhnya ditegakkan. Kartini, salah satu keluarga korban, menyampaikan kekecewaannya terhadap putusan Mahkamah Agung 2023, yang dianggap tidak setimpal dengan kehilangan 135 nyawa.
Meskipun dua tahun telah berlalu, Kartini dan keluarga korban lainnya tetap berjuang untuk mendapatkan keadilan. Ia berharap proses hukum tetap berlanjut dan para pelaku dihukum seadil-adilnya. Kartini juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk terus mendukung perjuangan korban dalam mendapatkan keadilan atas tragedi tersebut.
Baca Juga : Pohon Flamboyan Tumbang di Jalan IR Rais Kota Malang
Merawat Ingatan dan Menebar Pesan Damai
Selain keluarga korban, sejumlah pihak juga turut berupaya menjaga ingatan akan tragedi ini. Miftahudin Ramli, atau Ebes Midun, melakukan perjalanan bersepeda dari Malang ke Jakarta untuk merawat ingatan tragedi Kanjuruhan. Dia juga menyebarkan pesan damai antar-suporter dan berdoa agar tragedi serupa tidak terulang lagi di mana pun.
Di sisi lain, Koordinator Presidium Aremania Satu, Ali Rifki, bersama komunitasnya terus mendampingi korban. Salah satunya adalah dengan memberi dukungan kepada korban luka, seperti Vicky, yang baru-baru ini menerima donasi dan jersey resmi Aremania. Kegiatan doa bersama pun menjadi agenda rutin setiap 1 Oktober sebagai bentuk penghormatan dan introspeksi diri.
Baca Juga : Estimasi Biaya Pembangunan Kios Pedagang Stadion Kanjuruhan Capai Rp 15 Miliar