Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Peristiwa

Kesulitan Akses BBM Picu Nelayan Sendangbiru Malang Batasi Aktivitas Melaut

55
×

Kesulitan Akses BBM Picu Nelayan Sendangbiru Malang Batasi Aktivitas Melaut

Share this article
Kesulitan BBM untuk Nelayan Sendangbiru

Nelayan di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, menghadapi kesulitan dalam memperoleh solar Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini berpengaruh besar terhadap aktivitas melaut mereka, yang kini semakin terbatas.

Ketua Nelayan Rukun Jaya Perairan Sendangbiru, Puji Hartono, mengungkapkan bahwa masalah ini telah muncul sejak bulan Mei 2024. “Sejak awal musim ikan, tepatnya bulan 5, kami mulai kesulitan mendapatkan BBM karena banyak pendatang yang juga membutuhkan,” ujar Hartono.

Juragan Kost

Baca Juga : Pohon Flamboyan Tumbang di Jalan IR Rais Kota Malang

Dampak Pendatang di Perairan

Keberadaan nelayan pendatang dari daerah lain seperti Sulawesi dan Kalimantan membuat persaingan untuk mendapatkan pasokan BBM semakin ketat. Mereka datang dengan kapal-kapalnya dan berusaha mendapatkan BBM di SPBU Nelayalan KUD Mina Jaya, yang kini harus diperebutkan oleh ribuan nelayan lokal.

Menurut Hartono, jumlah kapal nelayan lokal mencapai sekitar 3.500 unit, terdiri dari berbagai jenis seperti kapal slerek, sekoci, dan speed. “Kebutuhan BBM untuk setiap kapal bervariasi, di mana kapal speed membutuhkan sekitar 20 liter per hari, sedangkan kapal slerek memerlukan 500 liter per hari,” jelasnya.

Waktu Melaut yang Terbatas

Akibat keterbatasan pasokan BBM, para nelayan kini harus menghabiskan lebih banyak waktu di darat sebelum bisa melaut. Jika biasanya mereka dapat melaut setiap 3 hingga 4 hari, kini mereka harus menunggu hingga 11 hari untuk bisa melaut. “Rata-rata saat ini kami bisa melaut setiap 20 hari sekali,” ungkap Hartono.

Masyarakat yang menggantungkan hidupnya sebagai nelayan merasa pasrah dengan kondisi ini. Hartono menambahkan bahwa mereka telah berusaha mendekati instansi terkait untuk meminta bantuan penyaluran BBM, tetapi sejauh ini tidak ada respons positif. “Kami sudah mendorong pihak instansi terdekat, namun kenyataannya nihil,” tutupnya.

Baca Juga : Estimasi Biaya Pembangunan Kios Pedagang Stadion Kanjuruhan Capai Rp 15 Miliar